Kadis Dinkes: Sekadau ada 253 Posyandu. |
BorneoSekadau, Kalbar - Posyandu bisa menjadi salah satu ujung tombak penurunan stunting karena peran posyandu itu sendiri sebagai wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait. (Departemen Kesehatan RI. 2006). Tujuan posyandu antara lain: Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil), melahirkan dan nifas.
Selain itu di kegiatan Posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 meja yaitu:Meja I : Pendaftaran Meja II : Penimbangan Meja III : Pengisian KMSM eja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMSM eja V : Pelayanan kesehatan berupa:Imunisasi, pemberian vitamin.
"Nah di Sekadau ada 253 posyandu tapi belum optimal, baru 23 diantaranya yang optimal dalam arti pelaksanaan kegiatan posyandu lengkap dengan 5 meja,"tutur Plt Kadis Dinkes Henry Alpius, SKM,MM.
Hal ini disampaikannya pada radio Dermaga belum lama ini. Posyandu sendiri menurut Kadis Kesehatan bisa menjadi ujung tombak penurunan stunting kalau berfungsi maksimal. Peran partisipasi masyarakat sangat diharapkan, yaitu dalam proses kegiatan Posyandu.
"Dalam upaya penurunan stunting ada namanya upaya kesehatan berbasis masyarakat, adalah upaya yang dilaksanakan oleh masyarakat untuk masyarakat dan dilaksanakan oleh masyarakat salah satunya adalah peran serta posyandu,"jelasnya.
Menurut Plt.Kadis Kesehatan, ada 253 posyandu namun yang tercatat secara aktif artinya mereka melaksanakan terus menerus 5 meja artinya pendaftaran, penimbangan, pemeriksaan ibu hamil, pendaftaran penyuluhan dan sampai imunisasi dan sayangnya saat ini hanya 23 yang melaksanakan terus menerus setiap bulan, sisanya posyandu tetap dilaksanakan tetapi tidak mencakup 5 meja.
"Kita mengharapkan ke depan nya tim penurunan stunting kecamatan bisa fokus pada kegiatan posyandu dan jika itu bisa digerakkan mereka bisa aktif dari 253 minimal ini bisa 80-90%, dan itu pasti punya peran besar untuk mengurangi atau menurunkan angka stunting,"katanya.
Pada kesempatan lain radio dermaga minta komentar pakar gizi yaitu dr. Obgin yang menjelaskan pentingnya kita memiliki pemahaman yang sama tentang stunting sehingga kita bisa bergerak dari tempat yang sama untuk mencari solusi ke depan.
"Jadi stunting itu secara definisi badan yang pendek, cuman masalah nya bukan hanya tinggi badan saja jadi ukuran, stunting itu satu parameter kalau ada kekurangan gizi yang kronis, karena gangguan gizi juga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan perkembangan otak,"ujarnya.
dr. Obgin mengatakan bahwa dengan penanganan stunting nanti, kita harapkan anak anak Indonesia khusus Kabupaten Sekadau akan punya sumber daya manusia yang baik dengan penangan stunting yang cepat. Maka masih dan harus ditambah dengan gizi yang baik melalui pemberian makanan tambahan dan pemberian ASI mandiri.
"Sebenarnya ASI harus sejak awal ibu ibu harus melakukan pemberian ASI kepada anak dan dalam kegiatan Posyandu seharusnya sudah banyak penjelasan tentang hal-hal yang saya sampaikan tadi,"tambahnya.(*)
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS